JAWABAN
SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER
PROGRAM
MAGISTER ILMU EKONOMI
Soal:
1.
Berikan
pemahaman Sdr. mengenai jenis-jenis tabel Input-Output berikut ini:
a)
Tabel
transaksi total atas dasar harga produsen
Jawab:
Tabel
transaksi total atas dasar harga produsen yaitu nilai transaksi yang dihasilkan
dari penggabungan komponen domestic dan impor dan diukur berdasarkan harga yang
terjadi ditingkat produsen.
b)
Tabel
transaksi total atas dasar harga konsumen
Jawab:
Tabel transaksi total atas dasar
harga konsumen yaitu nilai transaksi yang dihasilkan dari penggabungan komponen
domestic dan impor dan diukur berdasarkan harga yang terjadi ditingkat
konsumen.
c)
Tabel
transaksi domestik atas dasar harga produsen
Jawab:
Tabel
transaksi domestik atas dasar harga produsen yaitu nilai transaksi yang
tersusun atas nilai barang dan jasa yang diproduksi oleh perekonomian domistik
dan diukur berdasarkan harga yang terjadi ditingkat produsen.
d)
Tabel
transaksi domestik atas dasar harga konsumen
Jawab:
Tabel
transaksi domestik atas dasar harga konsumen yaitu nilai transaksi yang
tersusun atas nilai barang dan jasa yang diproduksi oleh perekonomian domistik
dan diukur berdasarkan harga yang terjadi ditingkat produsen.
2. Diketahui
tabel Input-Output sebagai berikut (Catatan: ganti huruf a yang dicetak tebal dengan angka kedua terakhir no. mhs Sdr. dan
huruf b dengan angka terakhir
no.mhs)
Permintaan
Antara
|
Jumlah
|
Permintaan
|
Total
|
|||
Sektor
|
Pertanian
|
Industri
|
Jasa
|
Permintaan
|
Akhir
|
Output
|
Antara
|
||||||
Pertanian
|
20
|
380
|
20
|
15
|
||
Industri
|
5a
|
360
|
1a0
|
2b
|
||
Jasa
|
30
|
1b0
|
160
|
10
|
||
Jumlah Input Antara
|
||||||
Input Primer
|
6a0
|
5b0
|
840
|
|||
Total Input
|
a.
Lengkapi
tabel tersebut di atas dengan cara mengisi angka-angka yang sesuai pada kotak
yang diarsir (yang berwarna hitam)
Jawab:
Sektor
|
Permintaan Antara
|
Jumlah Permintaan Antara
|
Permintaan Akhir
|
Total Output
|
||
Pertanian
|
Industri
|
Jasa
|
||||
Pertanian
|
20
|
380
|
20
|
420
|
15
|
435
|
Industri
|
51
|
360
|
110
|
521
|
23
|
544
|
Jasa
|
30
|
130
|
160
|
320
|
10
|
330
|
Jumlah Input Antara
|
101
|
870
|
290
|
|||
Input Primer
|
610
|
530
|
840
|
|||
Total Input
|
711
|
1400
|
1130
|
b.
Hitunglah
matriks pengganda output (MPO)
Jawab:
Matriks Koefisien Input Domistik (Matriks A)
|
|||||||||||
Sektor
|
Permintaan Antara
|
||||||||||
Pertanian
|
Industri
|
Jasa
|
|||||||||
Pertanian
|
0.02813
|
0.27143
|
0.0177
|
||||||||
Industri
|
0.07173
|
0.25714
|
0.09735
|
||||||||
Jasa
|
0.04219
|
0.09286
|
0.14159
|
||||||||
Matriks Identitas
|
|||||||||||
1
|
0
|
0
|
|||||||||
0
|
1
|
0
|
|||||||||
0
|
0
|
1
|
|||||||||
Matriks I-A
|
|||||||||||
Sektor
|
Permintaan Antara
|
||||||||||
Pertanian
|
Industri
|
Jasa
|
|||||||||
Pertanian
|
0.97187
|
-0.2714
|
-0.0177
|
||||||||
Industri
|
-0.0717
|
0.74286
|
-0.0973
|
||||||||
Jasa
|
-0.0422
|
-0.0929
|
0.85841
|
||||||||
Matriks Pengganda dan Total Pengganda
|
|||||||||||
Sektor
|
Permintaan Antara
|
Total
|
|||||||||
Pertanian
|
Industri
|
Jasa
|
|||||||||
Pertanian
|
1.06107
|
0.39605
|
0.06679
|
1.52391
|
|||||||
Industri
|
0.11086
|
1.40689
|
0.16183
|
1.67958
|
|||||||
Jasa
|
0.06415
|
0.17166
|
1.18574
|
1.42154
|
|||||||
Total
|
1.23609
|
1.9746
|
1.41436
|
||||||||
c.
Hitunglah
indeks daya penyebaran dan indeks derajat kepekaan. Interpretasikan hasilnya.
Jawab:
Indeks Daya Penyebaran dan Indeks Derajat Kepekaan
|
|||
Sektor
|
Indeks Daya Penyebaran
|
Indeks Derajat Kepekaan
|
|
Pertanian
|
0.8018
|
0.9885
|
|
Industri
|
1.2808
|
1.0895
|
|
Jasa
|
0.9174
|
0.9221
|
Data di atas, mengidentifikasikan bahwa
sektor industry memiliki backward linkage
> 1 dan forward linkage > 1.
Hal ini mengidentifikasikan bahwa sektor industry adalah sektor kunci.
Peningkatan investasi di sektor ini akan memberikan dampak yang luas, tidak
hanya terhadap sektor input namun juga sektor outputnya.
3. Diketahui
data PDRB Provinsi F dan Kabupaten G dalam Provinsi F sebagai berikut: (Catatan: ganti huruf a yang dicetak tebal dengan angka kedua terakhir no.mhs Sdr, dan
huruf b dengan angka terakhir no.
mhs)
Sektor
|
Provinsi F
|
Kabupaten G
|
||
2011
|
2012
|
2011
|
2012
|
|
Pertanian
|
6a42
|
6b60
|
712
|
7b9
|
Industri
|
2b97
|
2a48
|
6a8
|
694
|
Jasa
|
5858
|
6348
|
618
|
6a2
|
PDRB
|
a.
Hitunglah
Location Quotient (LQ), Dinamic Location Quotient (DLQ), Indeks Spesialisasi
(IS) dan Shift Share Analysis (SSA).
Jawab:
Location Quotient
Sektor
|
Provinsi F
|
Kabupaten G
|
LQ 2011
|
LQ 2012
|
|||
2011
|
2012
|
2011
|
2012
|
||||
Pertanian
|
6142
|
6360
|
712
|
739
|
0.85675
|
0.84410
|
|
iIndustri
|
2397
|
2148
|
618
|
694
|
1.90548
|
2.34711
|
|
Jasa
|
5858
|
6348
|
618
|
612
|
0.77969
|
0.70036
|
|
PDRB
|
14397
|
14856
|
1948
|
2045
|
Dinamic
Location Quotient (DLQ)
Sektor
|
Provinsi F
|
Kabupaten G
|
Gi
|
gij
|
DLQ
|
|||
2011
|
2012
|
2011
|
2012
|
|||||
Pertanian
|
6142
|
6360
|
712
|
739
|
0.035493
|
0.037921
|
0.985241
|
|
iIndustri
|
2397
|
2148
|
618
|
694
|
-0.10388
|
0.122977
|
1.231772
|
|
Jasa
|
5858
|
6348
|
618
|
612
|
0.083646
|
-0.00971
|
0.898258
|
|
PDRB
|
14397
|
14856
|
1948
|
2045
|
0.031882
|
0.049795
|
Indeks
Spesialisasi (IS)
Sektor
|
Provinsi F
|
Kabupaten G
|
IS
|
|||||
2011
|
2012
|
2011
|
2012
|
|||||
Pertanian
|
6142
|
6360
|
712
|
739
|
36.13692
|
42.81099
|
-6.67407
|
|
Industri
|
2397
|
2148
|
618
|
694
|
33.93643
|
14.4588
|
19.47763
|
|
Jasa
|
5858
|
6348
|
618
|
612
|
29.92665
|
42.73021
|
-12.8036
|
|
PDRB
|
14397
|
14856
|
1948
|
2045
|
0.066741
|
Shift
Share Analysis (SSA)
Sektor
|
Provinsi F
|
Kabupaten G
|
rin
|
rij
|
Nij
|
Mij
|
Cij
|
Dij
|
|||
2011
|
2012
|
2011
|
2012
|
||||||||
Pertanian
|
6142
|
6360
|
712
|
739
|
0.035
|
0.038
|
22.700
|
2.572
|
1.729
|
27
|
|
Industri
|
2397
|
2148
|
618
|
694
|
-0.104
|
0.123
|
19.703
|
-83.901
|
140.198
|
76
|
|
Jasa
|
5858
|
6348
|
618
|
612
|
0.084
|
-0.010
|
19.703
|
31.991
|
-57.693
|
-6
|
|
PDRB
|
14397
|
14856
|
1948
|
2045
|
0.032
|
0.050
|
62.105
|
-49.339
|
84.233
|
97
|
b.
Interpretasikan
masing-masing hasil perhitungan Sdr.
Jawab:
Location Quotient
Berdasarkan
hasil perhitungan LQ tahun 2011 dan 2012, Kebupaten G lebih berspesialisasi
dalam memproduksi sektor Industri di wilayah F. Dan dengan demikian Kabupaten G
dapat mengeskpor barang dari sektor industry tersebut.
Indeks
Spesialisasi (IS)
Dari hasil perhitungan dengan
menggunakan analisis Indeks Spesialisasi (IS) diperoleh nilai pada sektor
industry yaitu 19,4776. Hal ini menginterpretasikan bahwa pada di wilayah
Provinsi F, terkonsentrasi pada sektor industri.
Shift
Share Analysis (SSA)
Berdasarkan
hasil analisis dengan menggunakan Shift Share Analysis (SSA) dapat dikatakan
bahwa sektor industry dapat dijadikan sebagai referensi di wilayah Provinsi F.
4.
Ringkaskan
rencana riset thesis Sdr. dengan fokus pembahasan pada metode kuantitatif (alat
analisis) yang akan digunakan
Jawab:
4.1
Judul:
“Analisis Resiko Kredit
Murabahah di Perbankan Syariah Provinsi Jambi (Studi Kasus di BNI Syariah
Cabang Provinsi Jambi)”
4.2
Latar Belakang Penulisan:
Peningkatan pembiayaan bermasalah pada
periode laporan tercermin pada rasio non
performing financing (NPF) sebesar 5,72%. Peningkatan NPF tersebut terutama
terjadi pada pembiayaan konsumsi khususnya pembiayaan perumahan, di samping
peningkatan NPF. Dalam kondisi kemampuan pengelolaan risiko perbankan syariah
yang masih pada taraf penyempurnaan, maka selain faktor pelemahan kinerja
sektor riil, secara internal faktor yang diduga turut berperan dalam terjadinya
penurunan kualitas pembiayaan diantaranya keputusan pembiayaan yang kurang
berhati-hati serta penilaian risiko dan harga yang kurang sensistif
mengantisipasi penurunan suku bunga konvensional yang memicu adanya nasabah
yang meninggalkan ataupun mengalihkan pembiayaan dari perbankan syariah. (Bank
Indonesia, 2010, hal 36).
Seiring dengan meningkatnya risiko
pembiayaan, agar dapat mengembangkan perbankan syariah maka manajemen harus
melakukan pengelolaan dan risiko pembiayaan beserta pengukurannya. Bank
Indonesia selaku lembaga otoritas tertinggi perbankan Indonesia dalam melakukan
pengawasan kepada perbankan syariah dengan mengukur kondisi tingkat kesehatan
bank yang diindikasikan dengan rasio tingkat kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR). Penentuan
nilai CAR sudah menjadi standar internasional dalam dunia perbankan. Nilai CAR
ini digunakan untuk menentukan seberapa besar modal yang dimiliki oleh bank
dalam menutup risiko kerugian yang akan terjadi.
Untuk mengukur risiko pembiayaan
syariah, ada dua metode Standardized
Approach dan Internal Model Approach.
Metode Standardized Approach
mensyaratkan modal minimum sebesar 8% dan lebih bersifat one size fits all. Metode tersebut memberikan bobot yang sama
terhadap risiko pembiayaan tanpa mempertimbangkan kondisi makro dan mikro
perekonomian, jenis pembiayaan, kualitas pembiayaan, limit pembiayaan dan jatuh
tempo pembiayaan. Berkenaan dengan hal tersebut, Bank Indonesia memperkenankan
untuk membuat metode pengukuran risiko pembiayaan berupa Internal Model Approach agar bank dapat mengukur
seberapa besar risiko pembiayaan yang akan dibentuk yang mendekati kenyataan
kerugian yang terjadi selama proses pemberian pembiayaan. Perbankan dapat
mengetahui dengan pasti risiko-risiko yang kemungkinan terjadi sehingga
perolehan laba perusahaan semakin lebih akurat. Metode pengukuran yang
dikembangkan oleh Basel Committee
adalah CreditRisk+ dari Credit Suisse Financial Products (CSFP),
CreditMetrics dari JP Morgan,
Portfolio Manager dari KMV, dan Credit Portfolio View dari McKinsey.
Berdasarkan pertumbuhan perbankan
syariah yang cukup pesat dalam hal penghimpunan dan penyaluran dana serta
besarnya risiko yang harus ditanggung oleh perbankan syariah dalam menyalurkan
pembiayaan kepada masyarakat, maka dalam tesis ini dengan menggunakan studi
kasus pada BNI Syariah, akan dihitung besarnya nilai risiko pembiayaan yang
harus ditanggung bank syariah dalam menjalankan usahanya.
4.3
Fokus Penelitian:
Tesisi
ini akan di fokus pada permasalahan berikut ini:
1. Berapa
besar kerugian yang dapat diperkirakan (expected
loss) dan kerugian yang tidak dapat
diperkirakan (unexpected loss) dari
portfolio pembiayaan murabahah BNI Syariah dengan internal model approach yang
menggunakan metode CreditRisk+ dengan
menggunakan distribusi Poisson?
2. Berapa
besar economic capital yang harus
disediakan oleh BNI Syariah untuk menutup kerugian yang tidak dapat
diperkirakan (unexpected loss)?
3. Apakah
metode internal model CreditRisk+
dapat diaplikasikan untuk mengukur risiko pembiayaan murabahah (kredit konsumtif) untuk BNI Syariah pada khususnya dan
Perbankan Syariah pada umumnya?
4.4
Analisis
Data
Model analisis yang akan digunakan pada
penelitian tesis ini yaitu CreditRisk+.
Di
mana, CreditRisk+ adalah suatu model
pengukuran risiko portfolio pembiayaan atau lebih dikenal dengan unexpected loss. CreditRisk+
berasumsi bahwa probabilitas distribusi untuk sejumlah default dalam satu
periode waktu yang mengikuti distribusi Poisson.
CreditRisk+ berasumsi bahwa
probability of default pembiayaan adalah independent, Dengan asumsi ini maka
distribusi probability of default pembiayaan menyerupai distribusi Poisson (Allen, et al, 2003, hal 19). CreditRisk+ menganalisa tindakan yang harus
dilakukan terhadap perusahaan yang default
termasuk didalamnya proses recovery
sebagai faktor yang terpisah. Hal ini artinya probability of default dihitung berdasarkan data statistik historis
pada berbagai macam tingkatan kelas pembiayaan.
No comments:
Post a Comment