1. Pengertian
Belajar
Menurut
Daryanto (2010:2) belajar adalah suatu proses usahan yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Sedangkan menurut Djamarah (2008:13) mengatakan bahwa belajar adalah
serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang
menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.
Selain
itu, menurut Slameto (2010:2) belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Fathurrohman dan Sutikno (2010:6) belajar
adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah melakukan
aktivitas tertentu. Sementara itu, menurut Syah (2010:90) belajar adalah
tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai
hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses
kognitif.
Menurut
Uno (2011:15) belajar adalah proses perubahan perilaku seseorang setelah
mempelajari suatu objek (pengetahuan, sikap, atau keterampilan) tertentu.
Menurut Yamin (2007:168) belajar merupakan perubahan perilaku seseorang melalui
latihan dan pengalaman, seseorang belajar tidak ditentukan oleh
kekuatan-kekuatan yang datang dari dalam dirinya atau oleh stimulus-stimulus
yang datang dari lingkungan, akan tetapi merupakan interaksi timbal balik dari
determinan-determinan individu dan determinan-determinan lingkungan.
Menurut
Hamalik (2011:27) Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan
suatu hasil atau tujuan. Sejalan dengan pendapat tersebut menurut Purwanto (2011:38)
belajar adalah proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan
untuk mendapatkan perubahan dalam perilaku. Berdasarkan pendapat dari beberapa
teori yang telah dipaparkan di atas, dapat dikemukan bahwa belajar adalahsuatu
proses perubahan dalam diri individu sebagai hasil interaksi dengan lingkungan
sekitar.
2.
Pengertian
Hasil Belajar
Menurut
Purwanto (2011:46) hasil belajar adalah perubahan perilaku peserta didik akibat
belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas
sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Lebih lanjut lagi
ia mengatakan bahwa hasil belajar dapat berupa perubahan dalam aspekkognitif,
afektif dan psikomotorik. Sejalan dengan pendapat tersebut Sudjana (2003:3) mengemukakan
bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang
kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dimiliki oleh siswa setelah menerima
pengalaman belajar.
Menurut
Hamalik (2003:155) hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah
laku pada diri seseorang yang dapat di amati dan di ukur bentuk pengetahuan,
sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat di artikan sebagai terjadinya
peningkatan dan pengembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu menjadi
tahu. Berdasarkan pendapat-pendapat yang telah dipaparkan di atas, maka dapat
dikemukakan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku pada diri seseorang
akibat tindak belajar yang mencakup aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek
psikomotorik.
Menurut
Kamus Umum Bahasa Indonesia oleh Poerwodarminto (1990:700) menyatakan bahwa,
Hasil belajar ekonomi adalah pengukuran pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai atau angka
yang diberikan oleh guru. Sedangkan menurut Suryabrata (2002:297) mengartikan
hasil belajar ekonomi sebagai nilai yang merupakan bentuk perumusan akhir yang
diberikan oleh guru terkait dengan kemajuan atau hasil belajar ekonomi siswa
selama waktu tertentu.
3.
Ciri-ciri
perubahan dalam pengertian belajar
Menurut
Slameto (dalam Fathurrohman dan Sutikno, 2010:10) meliputi:
a. Perubahan
yang terjadi berlangsung secara sadar, sekurang-kurangnya sadar bahwa
pengetahuannya bertambah, sikapnya berubah, kecakapannya berkembang, dan
lain-lain.
b. Perubahan
dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional. Belajar bukan proses yang
statis karena terus berkembang secara gradual dan setiap hasil belajar memiliki
makna dan guna yang praktis.
c. Perubahan
belajar bersifat positif dan aktif. Belajar senantiasa menuju perubahan yang
lebih baik.
d. Perubahan
dalam belajar bukan bersifat sementara, bukan hasil belajar jika perubahan itu
hanya sesaat, seperti berkeringat, bersin, dan lain-lain.
e. Perubahan
dalam belajar bertujuan dan terarah. Sebelum belajar, seseorang hendaknya sudah
menyadari apa yang akan berubah pada dirinya melalui belajar.
f.
Perubahan mencakup seluruh aspek
tingkah laku, bukan bagian-bagian tertentu secara parsial.
Selain
itu, menurut Sugihartono (dalam Sugihartono, 2011:13) terdapat beberapa
ciri-ciri belajar yaitu, antara lain:
1.
Perubahan tingkah laku terjadi secara
sadar;
2. Perubahan
bersifat kontinu dan fungsional;
3. Perubahan
bersifat aktif dan positif;
4. Perubahan
bersifat permanen
5. Perubahandalam
belajar bertujuan dan terarah; dan
6. perubahan
mencakup aspek tingkah laku
4.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Belajar dan Hasil belajar
Menurut
Djamarah (2008:176-202) faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil
belajar dapat dibagi antara lain:
a. Faktor Lingkungan
1) Lingkungan
alami Lingkungan hidup adalah lingkungan tempat tinggal anak didik, hidup, dan
berusaha di dalamnya. Pencemaran lingkungan hidup merupakan malapetaka bagi
anak didik yang hidup di dalamnya.
2) Lingkungan
sosial budaya Lingkungan sosial budaya di luar sekolah ternyata sisi kehidupan
yang mendatangkan problem tersendiri bagi kehidupan anak didik di sekolah.
Pembangunan pabrik yang tak jauh dari hiruk pikuk lalu lintas menimbulkan
kegaduhan suasana kelas.
b. Instrumental
1) Kurikulum,
Kurikulum
adalah a plan for learning yang merupakan unsur substansional dalam pendidikan.
Muatan kurikulum akan mempengaruhi intensitas dan frekuensi belajar anak didik.
2) Program,
Setiap
sekolah mempunyai program pendidikan. Program pendidikan disusun untuk
dijalankan demi kemajuan pendidikan. Keberhasilan pendidikan di sekolah
tergantung dari baik tidaknya program pendidikan yang dirancang.
3) Sarana
dan fasilitas,
Sarana
dan fasilitas mempengaruhi kegiatan belajar mengajar di sekolah. Anak didik
tentu dapat belajar lebih baik dan menyenangkan bila suatu sekolah dapat
memenuhi segala kebutuhan belajar anak didik.
4) Guru,
Guru
merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan. Kehadiran guru mutlak diperlukan di
dalamnya. Kalau hanya ada anak didik, tetapi guru tidak ada, maka tidak akan
terjadi kegiatan belajar mengajar di sekolah.
c. Fisiologis
1) Kondisi
fisiologis, kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap
kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan
berlainan belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan.
2) Kondisi
pancaindra, yang tidak kalah pentingnya adalah kondisi pancaindra, terutama
mata sebagai alat untuk melihat dan sebagai alat untuk mendengar.
d. Psikologis
1) Minat,
minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas,
tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu
hubungan antara diri sendiri dengn sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau
dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.
2) Kecerdasan,
keserdasan merupakan salah satu faktor dari sekian banyak faktor yang
mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam belajar di sekolah.
3) Bakat,
bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar
seseorang. Hampir tidak ada yang membantah, bahwa belajar pada bidang yang
sesuai dnegan bakat memperbesar kemungkinan berhasilnya kemungkinan itu.
4) Motivasi,
motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu. jadi motivasi untuk belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong
seseorang untuk belajar.
5) Kemampuan
kognitif, terdapat tiga kemampuan yang harus dikuasai sebagai jembatan untuk
sampai pada penguasaan kognitif, yaitu persepsi, mengingat, dan berpikir.
Selain itu, menurut
Slameto (2010:5) dapat dibagi menjadi dua macam yaitu faktor yang berasal dari
diri siswa (intern) dan faktor yang berasal dari luar diri siswa (ekstern).
a. Faktor Internal
1)
Faktor
jasmani
a) Kesehatan
Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusaha kesehatan badannya
tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan bekerja
belajar, istirahat, tidur, makan, olah raga, rekreasi dan ibadah.
b) Cacat
tubuh Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi hasil belajar. Siswa yang cacat
badannya, belajarnya juga tergangu.
2)
Faktor
psikologi
Faktor
psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini meliputi segala hal yang
berkaitan dengan kondisi seseorang, di dalam faktor psikologis ada tujuan
faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu:
1) Intelegensi;
2) Perhatian;
3) Minat;
4) Bakat;
5) Motif;
6) Kematangan;
7) Kesiapan;
dan
8) Cara
belajar.
3)
Faktor
kelelahan
Kelelahan
pada seseorang dapat di bedakan memjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan
kelelahan rohani. Kelelahan jasmani tubuh akan terasa lemas, dan hal ini akan
membuat siswa belajar nya yang tidak kondusif, dan mengantuk. Hal ini berbeda
dengan kelelahan rohani, kelelahan rohani berkaitan dengan keleluasan,
kelelahan keduanya ini mengakibatkan hasil belajar yang kurang oftimal.
b. Faktor Eksternal
1) Faktor Keluarga
a) Cara
mendidik anak,
Orang
tua yang kurang/tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh
tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali akan
kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak
mengatur waktu belajarnya, tidak menyediakan/melengkapi alat belajarnya, tidak
memperhatikan apakah anak belajar atau tidak, tidak mau tahu bagaimanakah
kemajuan belajar anaknya, kesulitan-kesulitan yang dialami dalam belajar dan
lain-lain, dapat menyebabkan anak tidak/kurang berhasil dalam belajarnya.
b) Relasi
antara keluarga
Relasi
antara anggota keluarga adalah relasi orang tua dengan anaknya. Selain itu
relasi anak dengan saudaranya atau anggota keluarga yang lain pun turut
mempengaruhi belajar anak. Wujud relasi itu apakah hubungan itu penuh kasih
sayang dan pengertian, ataukah diliputi oleh kebencian, sebetulnya relasi
antaranggota keluarga ini erat hubungannya dengan cara orang tua mendidik. Demi
kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang baik
di dalam keluarga anak tersebut. Hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh
pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan dan bila perlu
hukuman-hukuman untuk mensukseskan belajar anak sendiri. Suasana Rumah Suasana
rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di
dalam keluarga di mana anak berada dan belajar. Suasana rumah juga merupakan
faktor yang penting yang tidak disengaja, suasana rumah yang gaduh/ramai dan
semrawut tidak akan memberi ketenangan kepada anak yang belajar.
c)
Keadaan Ekonomi Keluarga
Keadaan
ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar
selain harus terpenuh kebutuhan pokoknya, missal makan, pakaian, perlindungan
kesehatan dan lain – lain, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang
belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis-menulis, buku-buku dan lain-lain.
Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang.
Pengertian Orang Tua anak belajar perlu dorongan dan perhatian orang tua. Bila
anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah, kadang-kadang
anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan
mendorongnya dan membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di
sekolah, kalau perlu menghubungi guru anaknya untuk mengetahui perkembangannya.
d) Latar
Belakang
Kebudayaan
Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak
dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar
mendorong semangat anak untuk belajar.
2. Faktor Sekolah
a) Metode
Mengajar.
Metode
mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Menurut
Ign. S. Ulih Bukit Karo Karo adalah menyajikan bahan pelajaran oleh orang
kepada orang lain agar orang lain itu menerima, menguasai dan mengembangkannya.
b) Kurikulum
Kurikulum
diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu
sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai
dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Jelaslah bahan pelajaran itu
mempengaruhi belajar siswa. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik
terhadap belajar. Perlu diingat bahwa sistem instruksional sekarang menghendaki
proses belajar mengajar yang mementingkan kebutuhan siswa, guru perlu mendalami
siswa dengan baik, harus mempunyai perencanaan yang mendetail, agar dapat
melayani siswa belajar secara individual.
c) Relasi
Guru dengan Siswa
Di
dalam relasi (guru dengan siswa) yang baik, siswa akan menyukai gurunya, juga
akan menyukai mata pelajaran yang diberikan sehingga siswa berusaha
mempelajarinya sebaik-baiknya. Hal tersebut juga terjadi sebaliknya, jika siswa
membenci gurunya, maka ia segan mempelajari mata pelajaran yang diberikannya,
akibatnya pelajarannya tidak maju.
d) Relasi
Siswa dengan Siswa
Siswa
yang mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang kurang menyenangkan teman
lain, mempunyai rasa rendah diri atau sedang mengalami tekanan-tekanan batin,
akan diasingkan dari kelompok. Akibat makin parah masalahnya dan akan
mengganggu belajarnya. Lebih-lebih lagi ia menjadi malas untuk masuk sekolah
dengan alasan- alasan yang tidak-tidak karena di sekolah mengalami perlakuan
yang kurang menyenangkan dari teman – temannya. Menciptakan relasi yang baik
antar siswa adalah perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap
belajar siswa.
e) Disiplin
sekolah
Kedisiplinan
sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam
belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan
melaksanakan tata tertib, kedisiplinan pegawai/karyawan dalam pekerjaan
administrasi dan kebersihan/keteraturan kelas, gedung sekolah dan lain-lain.
Dengan demikian agar siswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin di dalam
belajar baik di sekolah, di rumah dan di perpustakaan, agar siswa disiplin
haruslah guru beserta staf yang lain disiplin pula. Alat pelajaran erat
hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh
guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang
diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar
penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa.
f) Waktu
sekolah
Waktu
sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah, waktu itu
dapat pagi, siang, sore/malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar
siswa, jika terjadi siswa terpaksa masuk sekolah sore hari, sebenarnya kurang
dapat dipertanggungjawabkan, dimana siswa harus istirahat tetapi terpaksa harus
masuk sekolah sehingga mereka masuk sekolah dengan keadaan mengantuk dan
sebagainya. Jadi memilih waktu sekolah yang tepat akan memberi pengaruh yang
positif terhadap belajar.
g) Standar
Pelajaran di Atas Ukuran Guru
Berpendirian
untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberi pelajaran di atas ukuran standar.
Bila banyak siswa yang tidak berhasil dalam mempelajari mata pelajarannya, guru
semacam itu merasa senang. Tetapi berdasarkan teori belajar yang mengingat
perkembangan psikis dan kepribadian siswa yang berbeda-beda, hal tersebut tidak
boleh terjadi. Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan
kemampuan siswa masing-masing. Yang penting tujuan yang telah dirumuskan dapat
tercapai.
h) Keadaan
Gedung
Dengan
jumlah siswa yang banyak serta variasi karakteristik mereka masing-masing
menuntut keadaan gedung dewasa ini harus memadai di dalam setiap kelas.
Bagaimana mungkin mereka dapat belajar dengan enak, kalau kelas itu tidak
memadai bagi setiap siswa. i)Metode Belajar Banyak siswa malaksanakan cara belajar
yang salah. Dalam hal ini perlu pembinaan dari guru. Dengan cara belajar yang
tepat dan efektif pula hasil belajar siswa itu. Juga dalam pembagian waktu
belajar, kadang-kadang siswa belajar tidak teratur, atau terus-menerus, karena
besok akan tes. j)Tugas rumah Waktu belajar terutama adalah di sekolah, di
samping untuk belajar waktu di rumah biarlah digunakan untuk kegiatan-kegiatan
lain. Maka diharapkan guru jangan terlalu banyak memberi tugas yang harus
dikerjakan di rumah, sehingga anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan
yang lain.
3.Faktor Masyarakat
a) Kegiatan
Siswa dalam Masyarakatan
Kegiatan
siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya.
Tetapi jika siswa ambil bagian dalam kegiatan masyarakat yang terlalu banyak,
misalnya berorganisasi, kegiatan-kegiatan sosial, keagamaan dan lain-lain,
belajarnya akan terganggu, lebih-lebih jika tidak bijaksana dalam mengatur
waktunya
b) Mass
Media
Mass
media adalah bioskop, radio, TV, surat kabar, majalah, buku-buku, komik-komik
dan lain-lain. Mass media yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap siswa
dan juga terhadap belajarnya, akan tetapi sebaliknya mass media yang jelek juga
berpengaruh jelek terhadap siswa. Maka dari itulah perlu kiranya siswa
mendapatkan bimbingan dan kontrol yang cukup bijaksana dari pihak orang tua dan
pendidik, baik di dalam keluarga, sekolah dan masyarakat agar tidak terjadi
salah langkah.
c)
Teman Bergaul.
Pengaruh
dari teman bergaul siswa lebih dapat masuk dalam jiwanya daripada yang kita
duga. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu
juga sebaliknya, teman bergaul yang jelek pasti mempengaruhi yang bersifat
buruk juga.
d) Bentuk
Kehidupan Masyarakat
Kehidupan
masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Masyarakat
yang terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar, penjudi, suka mencuri dan
mempunyai kebiasaan yang tidak baik, akan berpengaruh jelek kepada anak (siswa)
yang berada di situ. Anak/siswa tertarik untuk ikut berbuat seperti yang dilakukan
orang-orang di sekitarnya Lingkungan sekitar Keadaan lingkungan, bangunan
rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas dan sebagainya. Misalnya bangunan
rumah penduduk yang sangat sempit, lalu lintas yang membisingkan, suasana hiruk
pikuk orang disekitar, suara pabrik, polusi udara, iklim yang terlalu panas.
semuanya akan mempengaruhi gairah dan minat belajar. Sebaliknya tempat yang
sepi dengan iklim yang sejuk, ini akan menunjang proses belajar. Keadaan alam
yang tenang dengan udara yang sejuk ikut mempengaruhi kesegaran jiwa murid
sehingga memungkinkan hasil belajarnya akan lebih tinggi daripada lingkungan
yang gaduh dengan udara yang panas dan kotor.
No comments:
Post a Comment