Monday 24 February 2014

METODE KUANTITATIF (JAWABAN SOAL)


JAWABAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER
PROGRAM MAGISTER ILMU EKONOMI
  
Soal:
1.      Berikan pemahaman Sdr. mengenai jenis-jenis tabel Input-Output berikut ini:
a)      Tabel transaksi total atas dasar harga produsen
Jawab:
Tabel transaksi total atas dasar harga produsen yaitu nilai transaksi yang dihasilkan dari penggabungan komponen domestic dan impor dan diukur berdasarkan harga yang terjadi ditingkat produsen.

b)     Tabel transaksi total atas dasar harga konsumen
Jawab:
Tabel transaksi total atas dasar harga konsumen yaitu nilai transaksi yang dihasilkan dari penggabungan komponen domestic dan impor dan diukur berdasarkan harga yang terjadi ditingkat konsumen.

c)      Tabel transaksi domestik atas dasar harga produsen
Jawab:
Tabel transaksi domestik atas dasar harga produsen yaitu nilai transaksi yang tersusun atas nilai barang dan jasa yang diproduksi oleh perekonomian domistik dan diukur berdasarkan harga yang terjadi ditingkat produsen.

d)     Tabel transaksi domestik atas dasar harga konsumen
Jawab:
Tabel transaksi domestik atas dasar harga konsumen yaitu nilai transaksi yang tersusun atas nilai barang dan jasa yang diproduksi oleh perekonomian domistik dan diukur berdasarkan harga yang terjadi ditingkat produsen.

2.      Diketahui tabel Input-Output sebagai berikut (Catatan: ganti huruf a yang dicetak tebal dengan angka kedua terakhir no. mhs Sdr. dan huruf b dengan angka terakhir no.mhs)




Permintaan Antara
Jumlah
Permintaan
Total
Sektor
Pertanian
Industri
Jasa
Permintaan
Akhir
Output




Antara


Pertanian
20
380
20

15

Industri
5a
360
1a0

2b

Jasa
30
1b0
160

10

Jumlah Input Antara






Input Primer
6a0
5b0
840



Total Input







a.      Lengkapi tabel tersebut di atas dengan cara mengisi angka-angka yang sesuai pada kotak yang diarsir (yang berwarna hitam)
Jawab:
Sektor
Permintaan Antara
Jumlah Permintaan Antara
Permintaan Akhir
Total Output
Pertanian
Industri
Jasa
Pertanian
20
380
20
420
15
435
Industri
51
360
110
521
23
544
Jasa
30
130
160
320
10
330
Jumlah Input Antara
101
870
290



Input Primer
610
530
840



Total Input
711
1400
1130




b.      Hitunglah matriks pengganda output (MPO)
Jawab:
Matriks Koefisien Input Domistik (Matriks A)

Sektor
Permintaan Antara

Pertanian
Industri
Jasa

Pertanian
0.02813
0.27143
0.0177

Industri
0.07173
0.25714
0.09735

Jasa
0.04219
0.09286
0.14159

Matriks Identitas

1
0
0

0
1
0

0
0
1






Matriks I-A

Sektor
Permintaan Antara

Pertanian
Industri
Jasa

Pertanian
0.97187
-0.2714
-0.0177

Industri
-0.0717
0.74286
-0.0973

Jasa
-0.0422
-0.0929
0.85841


Matriks Pengganda dan Total Pengganda
Sektor
Permintaan Antara
Total
Pertanian
Industri
Jasa
Pertanian
1.06107
0.39605
0.06679
1.52391
Industri
0.11086
1.40689
0.16183
1.67958
Jasa
0.06415
0.17166
1.18574
1.42154
Total
1.23609
1.9746
1.41436














c.       Hitunglah indeks daya penyebaran dan indeks derajat kepekaan. Interpretasikan hasilnya.
Jawab:
Indeks Daya Penyebaran dan Indeks Derajat Kepekaan

Sektor
Indeks Daya Penyebaran
Indeks Derajat Kepekaan


Pertanian
0.8018
0.9885

Industri
1.2808
1.0895

Jasa
0.9174
0.9221


Data di atas, mengidentifikasikan bahwa sektor industry memiliki backward linkage > 1 dan forward linkage > 1. Hal ini mengidentifikasikan bahwa sektor industry adalah sektor kunci. Peningkatan investasi di sektor ini akan memberikan dampak yang luas, tidak hanya terhadap sektor input namun juga sektor outputnya.

3.      Diketahui data PDRB Provinsi F dan Kabupaten G dalam Provinsi F sebagai berikut:  (Catatan: ganti huruf a yang dicetak tebal dengan angka kedua terakhir no.mhs Sdr, dan huruf b dengan angka terakhir no. mhs)
Sektor
Provinsi F
Kabupaten G
2011
2012
2011
2012
Pertanian
6a42
6b60
712
7b9
Industri
2b97
2a48
6a8
694
Jasa
5858
6348
618
6a2
PDRB





a.      Hitunglah Location Quotient (LQ), Dinamic Location Quotient (DLQ), Indeks Spesialisasi (IS) dan Shift Share Analysis (SSA). 
Jawab:
Location Quotient
Sektor
Provinsi F
Kabupaten G

LQ 2011
LQ 2012
2011
2012
2011
2012
Pertanian
6142
6360
712
739
0.85675
0.84410
iIndustri
2397
2148
618
694
1.90548
2.34711
Jasa
5858
6348
618
612
0.77969
0.70036
PDRB
14397
14856
1948
2045



Dinamic Location Quotient (DLQ)
Sektor
Provinsi F
Kabupaten G
Gi
gij

DLQ
2011
2012
2011
2012
Pertanian
6142
6360
712
739
0.035493
0.037921
0.985241
iIndustri
2397
2148
618
694
-0.10388
0.122977
1.231772
Jasa
5858
6348
618
612
0.083646
-0.00971
0.898258
PDRB
14397
14856
1948
2045
0.031882
0.049795


Indeks Spesialisasi (IS)
Sektor
Provinsi F
Kabupaten G



IS
2011
2012
2011
2012


Pertanian
6142
6360
712
739
36.13692
42.81099
-6.67407
Industri
2397
2148
618
694
33.93643
14.4588
19.47763
Jasa
5858
6348
618
612
29.92665
42.73021
-12.8036
PDRB
14397
14856
1948
2045


0.066741

Shift Share Analysis (SSA)
Sektor
Provinsi F
Kabupaten G

rin
rij
Nij
Mij
Cij
Dij
2011
2012
2011
2012
Pertanian
6142
6360
712
739
0.035
0.038
22.700
2.572
1.729
27
Industri
2397
2148
618
694
-0.104
0.123
19.703
-83.901
140.198
76
Jasa
5858
6348
618
612
0.084
-0.010
19.703
31.991
-57.693
-6
PDRB
14397
14856
1948
2045
0.032
0.050
62.105
-49.339
84.233
97




b.      Interpretasikan masing-masing hasil perhitungan Sdr.
Jawab:
Location Quotient
Berdasarkan hasil perhitungan LQ tahun 2011 dan 2012, Kebupaten G lebih berspesialisasi dalam memproduksi sektor Industri di wilayah F. Dan dengan demikian Kabupaten G dapat mengeskpor barang dari sektor industry tersebut.

Indeks Spesialisasi (IS)
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan analisis Indeks Spesialisasi (IS) diperoleh nilai pada sektor industry yaitu 19,4776. Hal ini menginterpretasikan bahwa pada di wilayah Provinsi F, terkonsentrasi pada sektor industri.

Shift Share Analysis (SSA)
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan Shift Share Analysis (SSA) dapat dikatakan bahwa sektor industry dapat dijadikan sebagai referensi di wilayah Provinsi F.

4.      Ringkaskan rencana riset thesis Sdr. dengan fokus pembahasan pada metode kuantitatif (alat analisis) yang akan digunakan
Jawab:

4.1 Judul:
“Analisis Resiko Kredit Murabahah di Perbankan Syariah Provinsi Jambi (Studi Kasus di BNI Syariah Cabang Provinsi Jambi)”

4.2 Latar Belakang Penulisan:
Peningkatan pembiayaan bermasalah pada periode laporan tercermin pada rasio non performing financing (NPF) sebesar 5,72%. Peningkatan NPF tersebut terutama terjadi pada pembiayaan konsumsi khususnya pembiayaan perumahan, di samping peningkatan NPF. Dalam kondisi kemampuan pengelolaan risiko perbankan syariah yang masih pada taraf penyempurnaan, maka selain faktor pelemahan kinerja sektor riil, secara internal faktor yang diduga turut berperan dalam terjadinya penurunan kualitas pembiayaan diantaranya keputusan pembiayaan yang kurang berhati-hati serta penilaian risiko dan harga yang kurang sensistif mengantisipasi penurunan suku bunga konvensional yang memicu adanya nasabah yang meninggalkan ataupun mengalihkan pembiayaan dari perbankan syariah. (Bank Indonesia, 2010, hal 36).
Seiring dengan meningkatnya risiko pembiayaan, agar dapat mengembangkan perbankan syariah maka manajemen harus melakukan pengelolaan dan risiko pembiayaan beserta pengukurannya. Bank Indonesia selaku lembaga otoritas tertinggi perbankan Indonesia dalam melakukan pengawasan kepada perbankan syariah dengan mengukur kondisi tingkat kesehatan bank yang diindikasikan dengan rasio tingkat kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR). Penentuan nilai CAR sudah menjadi standar internasional dalam dunia perbankan. Nilai CAR ini digunakan untuk menentukan seberapa besar modal yang dimiliki oleh bank dalam menutup risiko kerugian yang akan terjadi.
Untuk mengukur risiko pembiayaan syariah, ada dua metode Standardized Approach dan Internal Model Approach. Metode Standardized Approach mensyaratkan modal minimum sebesar 8% dan lebih bersifat one size fits all. Metode tersebut memberikan bobot yang sama terhadap risiko pembiayaan tanpa mempertimbangkan kondisi makro dan mikro perekonomian, jenis pembiayaan, kualitas pembiayaan, limit pembiayaan dan jatuh tempo pembiayaan. Berkenaan dengan hal tersebut, Bank Indonesia memperkenankan untuk membuat metode pengukuran risiko pembiayaan berupa Internal Model Approach agar bank dapat mengukur seberapa besar risiko pembiayaan yang akan dibentuk yang mendekati kenyataan kerugian yang terjadi selama proses pemberian pembiayaan. Perbankan dapat mengetahui dengan pasti risiko-risiko yang kemungkinan terjadi sehingga perolehan laba perusahaan semakin lebih akurat. Metode pengukuran yang dikembangkan oleh Basel Committee adalah CreditRisk+ dari Credit Suisse Financial Products (CSFP), CreditMetrics dari JP Morgan, Portfolio Manager dari KMV, dan Credit Portfolio View dari McKinsey.
Berdasarkan pertumbuhan perbankan syariah yang cukup pesat dalam hal penghimpunan dan penyaluran dana serta besarnya risiko yang harus ditanggung oleh perbankan syariah dalam menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat, maka dalam tesis ini dengan menggunakan studi kasus pada BNI Syariah, akan dihitung besarnya nilai risiko pembiayaan yang harus ditanggung bank syariah dalam menjalankan usahanya.

4.3 Fokus Penelitian:
Tesisi ini akan di fokus pada permasalahan berikut ini:
1.      Berapa besar kerugian yang dapat diperkirakan (expected loss) dan  kerugian yang tidak dapat diperkirakan (unexpected loss) dari portfolio pembiayaan murabahah BNI Syariah dengan internal model approach yang menggunakan metode CreditRisk+ dengan menggunakan distribusi Poisson?
2.      Berapa besar economic capital yang harus disediakan oleh BNI Syariah untuk menutup kerugian yang tidak dapat diperkirakan (unexpected loss)?
3.      Apakah metode internal model CreditRisk+ dapat diaplikasikan untuk mengukur risiko pembiayaan murabahah (kredit konsumtif) untuk BNI Syariah pada khususnya dan Perbankan Syariah pada umumnya?

4.4    Analisis Data
Model analisis yang akan digunakan pada penelitian tesis ini yaitu CreditRisk+.
Di mana, CreditRisk+ adalah suatu model pengukuran risiko portfolio pembiayaan atau lebih dikenal dengan unexpected loss. CreditRisk+ berasumsi bahwa probabilitas distribusi untuk sejumlah default dalam satu periode waktu yang mengikuti distribusi Poisson. CreditRisk+ berasumsi bahwa probability of default pembiayaan adalah independent, Dengan asumsi ini maka distribusi probability of default pembiayaan menyerupai distribusi Poisson (Allen, et al, 2003, hal 19). CreditRisk+ menganalisa tindakan yang harus dilakukan terhadap perusahaan yang default termasuk didalamnya proses recovery sebagai faktor yang terpisah. Hal ini artinya probability of default dihitung berdasarkan data statistik historis pada berbagai macam tingkatan kelas pembiayaan.





No comments: