MUALLAF VS
MURTADIN
Muallaf merupakan perpindahan keyakinan dari agama
non Islam menjadi Islam (muslim). Sebaliknya, perpindahan keyakinan dari agama
Islam menjadi non Islam disebut murtadin atau kafir.
Ada hal-hal menarik dari dua kejadian di atas.
a.
Muallaf:
1.
Hampir setiap
orang yang muallaf adalah Mereka yang mengetahui dan menguasai konsep ketuhanan
dalam agama yang dianut sebelumnya.
2.
Hampir setiap
orang yang muallaf adalah Mereka yang sangat menguasai kitab suci agama yang
dianut sebelumnya.
3.
Sebagian besar
orang yang muallaf terjadi akibat kesalahan dalam membuka dan membaca Al-qur’an
(dari kiri ke kanan) sehingga langsung tertuju pada surat Al-Ikhlas yang
menjelaskan tentang ke-Esa-an Allah SWT.
4.
Mereka yang
muallaf adalah Mereka yang kurang memiliki kepercayaan pada firman-firman yang
terdapat pada kitab suci mereka.
5.
Mereka muallaf
karena Mereka tahu bahwa kitab sucinya adalah hasil karangan manusia biasa yang
dapat berubah-ubah sesuai dengan zaman.
Sehingga
dapat disimpulkan bahwa Mereka bukan manusia biasa yang hanya duduk, diam, dan
mendengarkan khotbah saja. Namun, Mereka adalah orang-orang cerdas yang
berpikir, bertindak, dan memutuskan.
b.
Murtadin
1.
Hampir setiap
orang yang murtad adalah mereka yang kurang memahami Isi Al-qur’an sehingga
salah dalam menafsirkan.
2.
Hampir setiap
orang yang murtad adalah mereka yang mencari syurga tanpa harus banyak
beribadah. Dan Mereka mengatakan bahwa Tuhannya sekarang akan datang untuk
menebus dosa-dosa Mereka.
3.
Hampir setiap
orang yang murtad adalah Mereka yang kurang mampu (miskin).
4.
Murtad karena
Mereka mendapat mimpi bertemu dengan Yesus.
5.
Murtad karena
kurangnya pengetahuan tentang Islam dan malu bertanya (akhirnya sesat di jalan… he..he…he).
Kejadian-kejadian di atas ditulis bukan
hanya karangan belaka namun kejadian tersebut memang benar adanya. Kejadian
tersebut ditulis berdasarkan pengamatan dan pengakuan langsung dari sumbernya. Seperti pada Dialog muallaf dan murtadin
yang diadakan oleh Forum ARIMATEA, Kesaksian Mantan Biarawati: Hj. Irene
Handono, Ceramah DR. M. Yahya Waloni (mantan Pendeta), dan sebagainya.
No comments:
Post a Comment